Difference between revisions of "Implikatur (id)"

From Glottopedia
Jump to navigation Jump to search
m (+cats)
 
(8 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 1: Line 1:
 
== '''Implikatur''' ==
 
== '''Implikatur''' ==
Implikatur adalah maksud yang terkandung dalam ucapan yang biasanya tidak dinyatakan secara langsung. Istilah lainnya adalah makna tersirat dari apa yang diujarkan oleh penutur.. Dalam percakapan, penutur akan berusaha menyampaikan dialog dengan memperhatikan relevansi, situasi dan konteks dalam percakapan, agar dapat dipahami oleh mitra tutur dengan jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, kaidah yang harus diperhatikan adalah prinsip kerja sama yang memuat empat maksim. Biasanya, makna implikatur termuat dalam pelanggaran prinsip kerja sama tersebut.   
+
 
 +
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang menghadirkan nilai efektif dan efisien (''rationality in conversation''). Dalam kehidupan sosial, memahami sebuah kalimat atau tuturan tidak akan cukup jika hanya memaknainya secara semantis (literal saja), tetapi perlu dimaknai juga secara pragmatis (konteks atau komunikatif).
 +
 
 +
=== Perbedaan Makna Konvensional dan Konversional ===
 +
'''Makna Konvensiona'''l (''Conventional Meaning'') merupakan makna literal atau makna harafiah dari sebuah kalimat, sedangkan '''makna konversional''' (''Conversational Meaning'') merupakan makna komunikatif, yang memerlukan pemahaman secara konteks tentang apa yang dituturkan. Pemahaman konteks dan kondisi ini diperlukan karena makna konversional biasanya memuat beragam inferensi pragmatis atau beragam implikatur.
 +
 
 +
Contoh: "Aku lelah"
 +
* Makna konvensional: Penutur merasa capek (''truth conditional meaning'')
 +
* Makna konversional: Penutur (mungkin) sedang malas atau (dalam keadaan) sudah malam, sehingga penutur harus istirahat.
 +
 
 +
=== Definisi ===
 +
Seperti penjelasan sebelumnya, dalam sebuah kalimat biasanya akan memuat beragam implikatur. '''Implikatur''' adalah maksud yang terkandung dalam ucapan yang biasanya tidak dinyatakan secara langsung. Istilah lainnya adalah makna tersirat dari apa yang diujarkan oleh penutur.  
 +
 
 +
Dalam percakapan, penutur akan berusaha menyampaikan dialog dengan memperhatikan relevansi, situasi dan konteks dalam percakapan, agar dapat dipahami oleh mitra tutur dengan jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, kaidah yang harus diperhatikan adalah prinsip kerja sama yang memuat empat maksim. Biasanya, makna implikatur termuat dalam pelanggaran prinsip kerja sama tersebut.   
  
 
=== Contoh ===
 
=== Contoh ===
 
P: Hari ini kita main bulu tangkis, kan?
 
P: Hari ini kita main bulu tangkis, kan?
 +
 
Q: Saya sibuk hari ini.  
 
Q: Saya sibuk hari ini.  
  
 
Dalam contoh di atas, P bertanya atau memastikan kepada Q tentang kegiatan bulu tangkis hari ini. Q tidak memberikan jawaban iya atau tidak, tetapi memberikan keterangan saya sibuk, yang menyiratkan dia tidak tidak bisa pergi.  
 
Dalam contoh di atas, P bertanya atau memastikan kepada Q tentang kegiatan bulu tangkis hari ini. Q tidak memberikan jawaban iya atau tidak, tetapi memberikan keterangan saya sibuk, yang menyiratkan dia tidak tidak bisa pergi.  
 +
 +
=== Prinsip Kerja Sama & Maksim-Maksim ===
 +
Tuturan biasanya memuat banyak makna implikatur yang sulit dipahami dengan baik oleh mitra tutur. Untuk menghindari kesalahpahaman pemaknaan dan interpretasi antara mitra tutur dan penutur, seorang filsuf, Paul Grice (1975) mengemukakan teori tentang ''''Prinsip Kerja Sama'''' yang membantu membatasi implikatur agar komunikasi dapat berjalan dengan ajek.
 +
 +
Dalam prinsip kerja sama, terdapat empat maksim yang wajib dipatuhi agar dapat mencapai tujuan komunikasi.
 +
# Maksim Kuantitas, mengenai kontribusi informasi yang diberikan harus secukupnya
 +
# Maksim Kualitas, mengenai muatan informasi yang dituturkan harus benar/diyakini benar oleh mitra tutur
 +
# Maksim Relevansi, mengenai muatan tuturan yang tidak keluar dari topik pembicaraan.
 +
# Maksim Cara, mengenai muatan tuturan yang lugas, jelas, singkat dan tidak membingungkan.
  
 
=== Bahasa lain ===
 
=== Bahasa lain ===
Line 12: Line 35:
  
 
=== Referensi ===
 
=== Referensi ===
 +
Grice, H.P. (1975). ''Logic and Conversation'', In: P. Cole and J.L. MOrgan eds., Syntax and Semantics 3: Speech Acts, 41-58, New YorkL Academic Press.Retrieved from https://www.ucl.ac.uk/ls/studypacks/Grice-Logic.pdf
 +
 
Implikatur. 2023. KBBI Kemdikbud Daring. melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/implikatur
 
Implikatur. 2023. KBBI Kemdikbud Daring. melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/implikatur
 +
 
Kushartanti, Yuwono, U. & Lauder, M. R. M. T. (2005). ''Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 
Kushartanti, Yuwono, U. & Lauder, M. R. M. T. (2005). ''Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 +
 +
{{di}} [[Category:Pragmatics]]

Latest revision as of 11:45, 11 June 2024

Implikatur

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang menghadirkan nilai efektif dan efisien (rationality in conversation). Dalam kehidupan sosial, memahami sebuah kalimat atau tuturan tidak akan cukup jika hanya memaknainya secara semantis (literal saja), tetapi perlu dimaknai juga secara pragmatis (konteks atau komunikatif).

Perbedaan Makna Konvensional dan Konversional

Makna Konvensional (Conventional Meaning) merupakan makna literal atau makna harafiah dari sebuah kalimat, sedangkan makna konversional (Conversational Meaning) merupakan makna komunikatif, yang memerlukan pemahaman secara konteks tentang apa yang dituturkan. Pemahaman konteks dan kondisi ini diperlukan karena makna konversional biasanya memuat beragam inferensi pragmatis atau beragam implikatur.

Contoh: "Aku lelah"

  • Makna konvensional: Penutur merasa capek (truth conditional meaning)
  • Makna konversional: Penutur (mungkin) sedang malas atau (dalam keadaan) sudah malam, sehingga penutur harus istirahat.

Definisi

Seperti penjelasan sebelumnya, dalam sebuah kalimat biasanya akan memuat beragam implikatur. Implikatur adalah maksud yang terkandung dalam ucapan yang biasanya tidak dinyatakan secara langsung. Istilah lainnya adalah makna tersirat dari apa yang diujarkan oleh penutur.

Dalam percakapan, penutur akan berusaha menyampaikan dialog dengan memperhatikan relevansi, situasi dan konteks dalam percakapan, agar dapat dipahami oleh mitra tutur dengan jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, kaidah yang harus diperhatikan adalah prinsip kerja sama yang memuat empat maksim. Biasanya, makna implikatur termuat dalam pelanggaran prinsip kerja sama tersebut.

Contoh

P: Hari ini kita main bulu tangkis, kan?

Q: Saya sibuk hari ini.

Dalam contoh di atas, P bertanya atau memastikan kepada Q tentang kegiatan bulu tangkis hari ini. Q tidak memberikan jawaban iya atau tidak, tetapi memberikan keterangan saya sibuk, yang menyiratkan dia tidak tidak bisa pergi.

Prinsip Kerja Sama & Maksim-Maksim

Tuturan biasanya memuat banyak makna implikatur yang sulit dipahami dengan baik oleh mitra tutur. Untuk menghindari kesalahpahaman pemaknaan dan interpretasi antara mitra tutur dan penutur, seorang filsuf, Paul Grice (1975) mengemukakan teori tentang 'Prinsip Kerja Sama' yang membantu membatasi implikatur agar komunikasi dapat berjalan dengan ajek.

Dalam prinsip kerja sama, terdapat empat maksim yang wajib dipatuhi agar dapat mencapai tujuan komunikasi.

  1. Maksim Kuantitas, mengenai kontribusi informasi yang diberikan harus secukupnya
  2. Maksim Kualitas, mengenai muatan informasi yang dituturkan harus benar/diyakini benar oleh mitra tutur
  3. Maksim Relevansi, mengenai muatan tuturan yang tidak keluar dari topik pembicaraan.
  4. Maksim Cara, mengenai muatan tuturan yang lugas, jelas, singkat dan tidak membingungkan.

Bahasa lain

Bahasa Inggris Implicature

Referensi

Grice, H.P. (1975). Logic and Conversation, In: P. Cole and J.L. MOrgan eds., Syntax and Semantics 3: Speech Acts, 41-58, New YorkL Academic Press.Retrieved from https://www.ucl.ac.uk/ls/studypacks/Grice-Logic.pdf

Implikatur. 2023. KBBI Kemdikbud Daring. melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/implikatur

Kushartanti, Yuwono, U. & Lauder, M. R. M. T. (2005). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.